Jakarta – Harga emas dunia sempat melemah tipis pada perdagangan sesi Amerika Utara, turun 0,23% ke kisaran USD 3.372 per troy ons. Pelemahan ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS serta aksi ambil untung dari investor.
Analis Senior Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, tekanan harga emas juga dipengaruhi kabar bahwa Presiden AS Donald Trump berencana menunjuk pengganti Gubernur The Fed Adriana Kugler pada akhir tahun. Kabar ini memunculkan spekulasi baru tentang arah kebijakan moneter AS ke depan.
BACA JUGA:Tom Lee: Bitcoin Siap Geser Emas dan Akhiri Siklus 4 Tahun
BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini 7 Agustus 2025 Lebih Murah Rp 7.000, Cek Daftar Lengkapnya di Sini
BACA JUGA:Harga Emas Pegadaian Hari Ini 7 Agustus 2025: Antam Alami Koreksi Terbesar
Baca Juga
-
Bebas Baret! Ini Cara Membersihkan Gelang Emas Tanpa Sikat atau Bahan Kimia Keras
-
Cek Harga Emas Perhiasan Hari Ini 7 Agustus 2025
-
Apa Bedanya Emas dan Kuningan? Kenali Ciri, Kandungan, dan Cara Membedakannya
Memasuki perdagangan Kamis pagi (7/8/2025), harga emas stabil di sekitar USD 3.380. Namun, yield obligasi AS tenor 10 tahun yang melonjak ke 4,24% menjadi hambatan signifikan.
Emas sebagai aset tanpa imbal hasil cenderung tertekan saat yield obligasi meningkat tajam, kata Andy dalam keterangan tertulis, Kamis (7/8/2025).
Di sisi lain, laporan PMI Jasa ISM AS yang lebih lemah dari ekspektasi pasar memberi sedikit dukungan bagi emas. Indeks PMI turun dari 50,8 ke 50,1, berlawanan dengan proyeksi kenaikan ke 51,5.
Selain itu, sektor ketenagakerjaan mencatat kontraksi dan indeks harga naik ke level tertinggi sejak Oktober 2022—mengindikasikan gejala stagflasi. Kondisi ini membuat investor kembali memburu emas sebagai aset lindung nilai.