Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tengah menjalani transformasi citra demi meningkatkan kepercayaan publik terhadap perannya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan selama ini, kehadiran LPS kerap diidentikkan dengan kondisi genting di sektor perbankan, bahkan dianggap sebagai pertanda bahwa sebuah bank tengah berada di ambang kebangkrutan.
“Dulu kalau LPS muncul orang-orang bilang \’Hati-Hati malaikat maut datang\’. Karena kalau LPS muncul berarti bank banyak yang akan bangkrut,” kata Purbaya dalam Outlook Ekonomi Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Namun kini, LPS mengusung pendekatan baru. Lembaga tersebut ingin lebih dikenal sebagai mitra yang responsif dan berpihak pada kepentingan nasabah.
Purbaya mengatakan, ketika sebuah bank mengalami kegagalan, LPS memastikan proses penjaminan dana dilakukan secara cepat dan efisien. Dalam waktu singkat, maksimal lima hari kerja, dana nasabah yang dijamin sudah dapat dicairkan.
“Sekarang kita ubah menjadi \’Sahabat Nasabah\’, artinya kita usaha semaksimal mungkin kalau ada bank jatuh LPS datang cepat sehingga uang mereka balik cepat dalam waktu lima hari sudah keluar uangnya,” ujarnya.