Jakarta – Pemerintah dan investor kini dinilai meninjau kembali makna kemajuan, menjadikan keberlanjutan sebagai inti dari pertumbuhan masa depan. Dari energi bersih hingga konservasi laut, gagasan ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy) kini muncul sebagai fondasi baru dalam merancang masa depan yang lebih inklusif dan tangguh.
Transformasi ini menuntut sistem keuangan untuk beradaptasi dengan cepat. Pembiayaan berkelanjutan kini tidak hanya tentang menyalurkan dana ke proyek hijau, tetapi juga tentang mendukung sektor-sektor yang sedang bertransisi menuju praktik yang lebih ramah lingkungan dan sosial.
BACA JUGA:Eastspring Indonesia Gandeng Bank DBS Hadirkan Reksa Dana Esigma
Chief Sustainability Officer DBS Bank, Helge Muenkel menuturkan, perlu ada aksi menghadapi krisis alam. Hal ini karena krisis iklim tidak akan terselesaikan tanpa mengatasi hilangnya keanekaragaman hayati. Ia menuturkan, dampak finansial dari krisis ini sudah terasa, mulai dari terganggunya rantai pasok hingga menurunnya hasil pertanian.
Helge mengatakan, bagi sektor-sektor yang bergantung pada sumber daya alam antara lain pangan, pertanian, dan pertambangan, hal ini bukan lagi risiko masa depan, melainkan realitas keuangan saat ini.
Karena itu, pembiayaan berkelanjutan bukan lagi sekadar tren, tetapi kebutuhan mendesak untuk menjaga ketahanan bisnis jangka panjang dan stabilitas ekonomi. Kita perlu mengubah cara pandang terhadap kemajuan, dari sekadar mengejar pertumbuhan jangka pendek menjadi menciptakan kesejahteraan jangka panjang bagi manusia dan alam,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (26/10/2025).
Di tengah tantangan geopolitik, volatilitas pasar, serta kebutuhan akan keadilan sosial, Helge melihat munculnya lima tren yang membentuk masa depan pembiayaan berkelanjutan sebagai berikut:




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5392215/original/098106500_1761406292-c52c01eb-f08c-4585-ac84-c6d7a9114a51.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5391041/original/047978500_1761295384-WhatsApp_Image_2025-10-24_at_13.16.14.jpeg)

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3372966/original/057089700_1612924679-bitcoin-2007769_640.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5383000/original/098357600_1760612392-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/976574/original/043353600_1441279137-harga-emas-6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3532280/original/085965300_1628161371-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5392077/original/064818700_1761387812-KA_Purwojaya_anjlok_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5323738/original/036456100_1755830721-1000073740.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/955118/original/044876300_1439461727-20150813-Mata_Uang_Yuan-Jakarta-02.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5292909/original/030498400_1753269084-IMG_3773.jpg)