Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat laju pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2025 belum mampu menyamai kinerja tahun sebelumnya. Faktor utama yang menahan akselerasi kredit berasal dari sisi permintaan, khususnya dunia usaha yang masih bersikap konservatif dalam mengambil pembiayaan baru.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro, menilai kehati-hatian pelaku usaha menjadi cerminan ketidakpastian ekonomi yang masih dirasakan. Perusahaan cenderung menunda ekspansi dan memilih menunggu kondisi yang dianggap lebih kondusif sebelum menambah utang perbankan.
BACA JUGA:Tolak Pembayaran Tunai di Roti’O, BI: Rupiah Tak Boleh Ditolak, Penolakan Jika Ada Keraguan Keaslian
BACA JUGA:Gerak Kurs Rupiah Jelang Libur Natal, Melemah atau Perkasa?
BACA JUGA:Bank Indonesia Ungkap Penyebab Kredit Nganggur Tembus Rp 2.509 Triliun
“Masih, masih memang perlu turunan lagi. Sehingga itu, atau mungkin, nanti kita lihat, faktor-faktor dari sisi demand maupun sisi supply yang mempengaruhi, kredit yang tumbuh, yang tidak sekuat tahun lalu gitu ya,” kata Solikin dalam Taklimat Media, di Kantor Bank Indonesia, Senin (22/12/2025).
Fenomena tersebut terlihat dari tingginya nilai komitmen kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan. Banyak korporasi telah mengantongi persetujuan pinjaman, namun realisasi pencairan dana belum dilakukan karena strategi pembiayaan masih mengandalkan kas internal.
Kenapa? Mereka masih, wah, ini ekonominya benar-benar, mereka masih wait and see. Dan juga, mereka, waduh, saya masih punya simpanan internal atau dana internal. Daripada saya ngambil ke bank, mendingan saya pake duit saya sendiri. Kenapa? Karena mungkin bisa saja, oh, yield atau sumbernya masih tinggi,” ujarnya.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/05/05/294792947.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5454895/original/066374300_1766580802-5a6931c6-316f-42de-88b8-9c2d78e8d969.jpeg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5452729/original/052160600_1766455815-IMG-20251223-WA0002.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/2832426/original/059440700_1560940276-20190619-Rupiah-Menguat-di-Level-Rp14.264-per-Dolar-AS1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4951810/original/086727300_1727167419-publikasi_1709802129_65e9829134bc6.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5453779/original/061508200_1766495151-1000187302.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5453669/original/014662500_1766485438-menkref2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5453676/original/068010900_1766486061-menkref.jpg)