Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, volume lelang dan posisi Sekuritas Rupiah BI (SRBI) terus diturunkan. Hingga 15 Agustus 2025, total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp720,01 triliun, menurun dari Rp916,97 triliun pada awal Januari 2025.
Untuk mendukung ekspansi likuiditas, operasi moneter juga diarahkan pada tenor yang lebih pendek, ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI Agustus 2025, dikutip Kamis (21/8/2025).
Perry menjelaskan, implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar.
Sementara itu, posisi instrumen SVBI dan SUVBI pada 15 Agustus 2025 tercatat masing-masing sebesar USD4,56 miliar dan USD460 juta.
Untuk memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter, Bank Indonesia juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder, sekaligus mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal Pemerintah.
Adapun hingga 19 Agustus 2025, Bank Indonesia telah membeli SBN Rp186,06 triliun, yaitu melalui pasar sekunder sebesar Rp137,80 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp48,26 triliun.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan likuiditas dan efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, ujarnya.