Jakarta – Ibadah haji bukan hanya soal kesiapan spiritual, tetapi juga tantangan fisik yang tidak bisa dianggap remeh. Setiap tahunnya, ribuan jamaah menghadapi risiko gangguan kesehatan di tengah padatnya rangkaian ibadah, terutama saat cuaca panas ekstrem dan aktivitas fisik meningkat.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sepanjang musim haji 2023, tercatat 26.192 jamaah Indonesia menjalani perawatan jalan di Tanah Suci. Mayoritas dirawat di Madinah (24.467 orang), disusul Makkah (1.223), dan bandara (502 orang). Sementara itu, 165 jamaah harus dirujuk ke rumah sakit.
BACA JUGA:Imbauan Menag Nasaruddin Umar: Cuaca Panas Ekstrem, Jemaah Haji Indonesia Banyak Minum
BACA JUGA:Respons Menteri Agama soal Beda Pendapat Penyembelihan Dam Jemaah Haji di Indonesia
BACA JUGA:Ini Daftar Amirul Hajj Musim Haji 2025, Ada Menteri hingga Penasihat Khusus Presiden
Baca Juga
-
Menag Nasaruddin Minta Jemaah Indonesia Jaga Reputasi Sebagai Jemaah Terbaik di Dunia
-
Tips Siasati Antrean Panjang Bus Shalawat untuk Pergi Pulang Masjidil Haram Jelang Armuzna
-
Urgensi Sosialisasi Transparansi Pengelolaan Dana Haji
“Penyakit yang paling banyak dikeluhkan antara lain kelelahan, hipertensi, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, dan diabetes melitus,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, dalam keterangannya, Rabu (28/5/2025).
Ada tiga fase yang perlu diwaspadai. Pertama, tiga hari awal setelah tiba di Arab Saudi, saat tubuh masih beradaptasi dengan suhu dan kondisi lingkungan. Kedua, menjelang puncak ibadah seperti di Arafah dan Mina, di mana aktivitas fisik sangat padat. Ketiga, pasca-puncak haji, saat energi mulai terkuras habis dan istirahat sering terabaikan.
Arab Saudi terus bersiap menghadapi puncak haji di Arafah-Muzdalifah-Mina. Salah satunya menunjuk ulama terkemuka Saudi, imam sekaligus khatib Masjidil Haram di Makkah, Sheikh Saleh bin Abdullah bin Humaid, sebagai khatib dan imam salat di Masjid Nam…