Jakarta Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo, mengatakan salah satu program kebanggan Presiden Joko Widodo yakni hilirisasi telah memberikan hasil yang positif, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat, kata Bambang Soesatyo dalam SIdang Tahunan MPR RI, DPR-DPD, Jumat (16/8/2024).
Kata Bambang, hal itu dibuktikan dengan nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia.
Diketahui, Presiden Jokowi telah menhentikan ekspor raw material nikel pada 2020 dan saat itu banyak yang menentang dari dalam negeri sendiri karena Indonesia pada saat awal kehilangan kurang lebih USD 1,5 miliar atau Rp 20 triliun.
Jokowi mengakui banyak pro dan kontra akibat kebijakan hilirisasi nikel tersebut, bahkan sampai digugat oleh Uni Eropa. Jokowi mengatakan, Indonesia adalah negara berdaulat yang tidak bisa didikte oleh siapapun.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan di bidang energi, Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mulai beralih pada energi baru dan terbarukan.
Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar, yang membutuhkan investasi sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun, pungkasnya.