wmhg.org – JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menunjukkan optimisme yang kuat terhadap perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga Desember 2024.Â
Insentif ini dianggap sebagai pendorong utama dalam meningkatkan daya beli masyarakat terhadap properti, khususnya rumah tapak.
Direktur MTLA, Olivia Surodjo, mengungkapkan bahwa insentif PPN DTP telah memberikan dampak positif bagi pembelian rumah.Â
Insentif ini tidak hanya meringankan beban pembeli, tetapi juga memberikan dorongan signifikan bagi pengembang dalam memasarkan produk properti mereka.
Hingga saat ini, pembelian rumah didorong dengan adanya insentif PPN DTP. Pengembang dibantu dengan adanya stimulus ini. Dengan perpanjangan stimulus PPN DTP kembali 100%, kami optimis akan meningkatkan daya beli khususnya properti, jelas Olivia dalam keterangannya pada Jumat, 30 Agustus 2024.
MTLA menetapkan target penerimaan marketing sales senilai Rp1,9 triliun pada tahun 2024.Â
Hingga semester I 2024, MTLA berhasil mencapai marketing sales sebesar Rp914 miliar, yang mencerminkan kenaikan 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Â
Kenaikan ini menunjukkan adanya permintaan yang stabil di pasar properti, meskipun kondisi ekonomi nasional mengalami tantangan.
Pada semester II 2024, MTLA terus mengembangkan proyek perumahannya dengan meluncurkan beberapa produk baru yang ditargetkan untuk berbagai segmen pasar.Â
Olivia menyatakan bahwa hampir seluruh unit residensial MTLA telah memiliki agenda dan strategi penjualan yang matang, termasuk peluncuran produk-produk baru yang inovatif.
Beberapa produk baru yang akan diluncurkan antara lain tipe Okura di Metland Transyogi Cibubur dengan unit terbatas, serta produk-produk lainnya di Metland Cikarang, Metland Cibitung, Metland Cileungsi, dan Metland Menteng.Â
 MTLA Chart by TradingView
Produk-produk ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan end user, terutama di segmen rumah tumbuh yang banyak diminati oleh kelas menengah.
MTLA juga mencatat adanya kenaikan harga jual properti, khususnya rumah tapak, yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga material bangunan dan inflasi.Â
Kenaikan harga ini sejalan dengan pengembangan kawasan yang terus dilakukan oleh MTLA untuk meningkatkan nilai tambah properti yang ditawarkan.