Jakarta – Sejumlah sentimen membayangi harga emas dunia pekan ini. Salah satu sentimen dari pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.
Mengutip Kitco, ditulis Minggu (3/8/2025), pekan ini, satu kalimat dari ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell membuat pasar terguncang mendorong harga ke level terendah dalam empat minggu di bawah USD 3.300 per ounce. Setelah mempertahankan suku bunga pada Rabu pekan ini, Powell menyampaikan nada hawkish pada awal konfrensi pers. “Kami belum membuat keputusan apapun untuk September,” ujar dia seperti dikutip dari Kitco.
Seiring komentar itu membuat harga emas sempat turun sekitar 1%. Pernyataan Powell juga memaksa pasar untuk menata ulang harapan terhadap penurunan suku bunga. Pada Kamis, ada sentimen kemungkinan pelonggaran pada September telah turun menjadi hanya 37%.
Harga emas pun melompat pada Jumat, 1 Agustus 2025. Hal ini terjadi setelah data ketenagakerjaan yang mengecewakan benar-benar membalikkan pasar. Dalam dua menit setelah rilis laporan, harga emas melonjak USD 30. Harga emas spot terus naik dan mengakhiri sesi perdagangan di USD 2.361,50 per ounce, menguat lebih dari 2%.
Kenaikan harga emas itu juga bukan tanpa alasan CME FedWatch Tool kini menunjukkan peluang 90% penurunan suku bunga pada September. Pasar juga melihat peluang 50% kalau suku bunga akan turun satu poin persentase penuh sebelum akhir tahun.
Harapan penurunan suku bunga yang agresif ini kembali muncul meski inflasi tetap tinggi. Analis menuturkan, hal ini ideal untuk emas karena penurunan suku bunga riil memangkas biaya peluang memegang logam mulia.
Pendorong utama lain dari kenaikan harga emas pekan ini adalah permintaan investasi yang kuat. Investor kembali beralih ke emas untuk melindungi kekayaannya di tengah lanskap ekonomi yang tidak menentu.