Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi enggan kejadian beras tak sesuai mutu di pasaran berujung kekosongan pasokan. Maka, upayanya dengan menurunkan harga beras premium tak sesuai mutu tersebut.
Arief mengatakan, kekosongan pasokan di pasaran pernah terjadi pada komoditas minyak goreng beberapa waktu lalu. Hal ini jadi salah satu alasan beras tak sesuai mutu tidak ditarik dari pasaran, melainkan harganya turun Rp 200 per kilogram.
Dulu ada kejadian minyak goreng, kemudian semua rak kosong, tidak ada barang, itu malah bisa membuat suatu kegaduhan baru lagi. Padahal masalah beras ini pada broken rice-nya, ungkap Arief dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).
Dan Rakortas yang dipimpin oleh Pak Menko Pangan kemarin, semua menyepakati agar beras tidak perlu ditarik, karena kalau ditarik, justru bisa membuat kegaduhan baru lagi, sambungnya.
Bapanas telah mengeluarkan surat imbauan melalui Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan bernomor 589/TS.02.02/B/07/2025 kepada Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO). Peritel diminta tetap menjual beras, namun bagi beberapa merek terindikasi tak sesuai mutu dari label premium, dijual lebih murah.
Jadi beras yang sudah on sale, yang sudah ada di rak-rak, sudah ada di pasar, itu bukan ditarik kembali, karena kalau ditarik kembali, nanti malah ada kekosongan. Masyarakat mau beli jadi susah. Beras-beras ini kualitasnya masih baik, hanya broken-nya tinggi. Nah, itu kita minta untuk di adjust harganya. Jadi customer tetap bisa beli beras sesuai kualitas yang ada, ujar Arief.