Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menanggapi kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat (AS) yang akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Dia menuturkan, Indonesia justru memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat di tengah perubahan kebijakan tersebut.
Mendag Budi Santoso menjelaskan, ekspor Indonesia selama Januari hingga Juni 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 7,7%. Amerika Serikat bahkan menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah Tiongkok.
Ekspor kita kemarin saya sampaikan Januari-Juni naik 7,7%. Kemudian tujuan utama ekspor kita itu pertama ke RRT, kedua ke Amerika. Surplus terbesar kita, Januari-Juni itu ke Amerika, USD9,9 miliaran. Yang kedua ke India. Artinya produk kita bisa bersaing di Amerika, kata Mendag Budi saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Dalam kebijakan tarif yang diterapkan AS, Indonesia hanya dikenai tarif sebesar 19%. Angka ini dinilai lebih rendah dibanding negara pesaing utama seperti Tiongkok, India, dan Vietnam yang terkena tarif di atas 19%. Bahkan, sesama negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina turut terkena tarif serupa.
Kita dapat 19%, itu termasuk kecil ya. Karena negara ASEAN yang dapat 19% itu Malaysia, Thailand, Filipina. Sementara negara-negara lain seperti pesaing-pesaing utama kita, Cina, Vietnam, India itu di atas 19%, jelasnya.