Jakarta – Laut Indonesia kini menghadapi ancaman serius, generasi muda perlahan meninggalkan profesi nelayan. Dulu menjadi kebanggaan, kini pekerjaan itu dianggap tidak lagi menjanjikan. Banyak pemuda pesisir memilih bekerja di kapal perikanan asing dengan iming-iming pendapatan yang jauh lebih besar.
Pada periode 2013–2015 sekitar 250 ribu WNI tercatat sebagai awak kapal perikanan (AKP) di kapal asing. Fenomena ini menjadi kekhawatiran serius bagi Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), yang menilai menurunnya minat pemuda menjadi nelayan dalam negeri dapat mengancam masa depan sektor perikanan nasional.
BACA JUGA:Nelayan Sumenep Diserang Hiu, Kapal Rusak dan Lima Hari Terombang-ambing di Laut
BACA JUGA:Wapres Gibran Naik Perahu Catat Curhatan Nelayan di Cirebon
BACA JUGA:Terungkap Alasan Pria Nekat Lompat dari Kapal di Tengah Laut, Beruntung Nyawanya Tertolong
“Alasan utamanya adalah pendapatan. Banyak pemuda merasa hasil melaut di negeri sendiri tidak cukup untuk hidup layak,” ujar Ketua Umum KPPMPI Hendra ditulis Senin (3/11/2025).
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2022, terdapat sekitar 2,2 juta nelayan kecil di Indonesia atau 85 persen dari total nelayan nasional. Sebagian besar menggunakan kapal kecil di bawah 5 Gross Ton (GT), dengan jangkauan terbatas dan hasil yang tak menentu.
Menurut Hendra, tantangan utama nelayan kecil bukan hanya keberanian menghadapi ombak, tetapi juga minimnya akses terhadap modal, peralatan, dan pasar. Tanpa dukungan yang memadai, pendapatan mereka cenderung stagnan bahkan menurun.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/4020491/original/023672700_1652339053-20220512-Aksi-Buruh-Peringati-Mayday-8.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2222993/original/044279600_1526974830-1.jpg)

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5314221/original/089823500_1755070046-Foto_1__7_.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1731647/original/025752400_1507289127-Inflasi2.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5404291/original/070674900_1762401619-WhatsApp_Image_2025-11-06_at_09.03.39.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1400471/original/026176400_1478686859-20161109--Donald-Trump-Unggul-Rupiah-Terpuruk-Jakarta-Angga-Yuniar-01.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5405975/original/042403100_1762506059-WhatsApp_Image_2025-11-07_at_12.56.14_PM.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5303845/original/091163900_1754130203-Gemini_Generated_Image_4fgq6p4fgq6p4fgq.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4350265/original/051288500_1678243458-Crypto_6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5133406/original/5400_1739534519-DALL__E_2025-02-14_19.00.40_-_A_vibrant_digital_illustration_showcasing_multiple_cryptocurrency_coins__including_Bitcoin__BTC___Ethereum__ETH___Binance_Coin__BNB___Solana__SOL___Do.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5382998/original/053653000_1760612390-2.jpg)