Jakarta – Investasi asing atau penanaman modal asing (PMA) Indonesia pada kuartal pertama 2025 menyentuh Rp230,4 triliun atau 49,5% dari total investasi.
Sementara itu, realisasi investasi atau penanaman modal dalam negeri (PMDN) Indonesia tumbuh 19,1% di kuartal pertama 2025, mencapai Rp 234,8 triliun.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asing terbesar Indonesia diraih dari Singapura senilai USD 4,6 miliar. Kedua, investasi terbesar datang dari Hong Kong sebesar USD 2,2 miliar dan China sebesar USD 1,8 miliar.
Kemudian, investasi terbesar keempat adalah dari Malaysia senilai USD 1 miliar dan Jepang USD 1 miliar. Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani mengatakan, Malaysia menempati urutan 5 besar investasi ke Indonesia.
Capaian itu didorong oleh komitmen yang diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.
Malaysia jadi negara 4 terbesar investor di Indonesia karena Prime Minister ke Indonesia nilainya hampir USD 900 juta di renewable energy dan akan segera berjalan, ungkap Rosan dalam konferensi pers yang disiarkan pada Selasa (29/4/2025).
Adapun sektor dengan Penanaman Modal Asing terbesar yaitu logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, pertambangan, transportasi, gudang dan telekomunikasi, jasa lainnya dan industri kimia dan farmasi.
Rosan Pastikan Investasi Korsel Meningkat Meski LG Batalkan Proyek di RI
Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani memastikan bahwa minat investasi Korea Selatan (Korsel) ke Indonesia masih besar.
Hal ini menyusul pembatalan proyek baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) LG Energy Solution di Indonesia.Rosan mencatat, hingga kuartal pertama 2025 realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai USD 683,29 juta.
Negara tersebut juga memasuki urutan 7 negara teratas yang menyalurkan investasi tertinggi di Indonesia.
Pertumbuhan untuk Korsel meningkat sangat baik,” ujar Rosan dalam konfrensi pers yang disiarkan di Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
Memang kemarin ada berita LG tidak melanjutkan investasi di Indonesia, tapi tidak semua program mereka berhenti. Dari empat yang ada, sudah berjalan, kata dia.