Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turun 21 poin atau 0,13% menjadi 16.435 per dolar AS dari awalnya 16.414 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, sebagian besar mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar AS. Hal ini karena antisipasi investor terhadap rilis data pasar tenaga kerja AS pada pekan ini.
Josua memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak di kisaran 16.400-16.500.
Adapun pekan ini, pasar akan menanti rilis Purchasing Manager’s Index (PMI) Jasa AS pada Kamis, 4 September 2025. Kemudian data Non-Farm Payrolss (NFP) pada Jumat, 5 September 2025.
Berdasarkan data S&P Global telah dirilis laporan PMI Manufaktur AS yang dirilis pada Selasa, 2 September 2025 mencapai 53 pada Agustus 2025, naik dari 49,8 pada Juli. Angka itu menandai peningkatan terkuat sejak Mei 2022.
Kondisi operasional manufaktur AS membaik ke level tertinggi di tengah lonjakan produksi, pertumbuhan solid jumlah pesanan baru yang masuk, dan peningkatan persediaan barang perusahaan manufaktur yang juga mempekerjakan lebih banyak pekerja, meningkat selama delapan bulan berturut-turut.