Jakarta Produktivitas lahan perkebunan sawit rakyat masih menjadi sorotan dalam pengembangan industri sawit nasional. Produksi Crude Palm Oil (CPO) dari kebun rakyat rata-rata baru mencapai 3–4 ton per hektar per tahun, jauh di bawah produktivitas kebun milik perusahaan swasta maupun BUMN.
Salah satu faktor utama yang memengaruhi adalah keterampilan dan kompetensi pekebun sawit swadaya yang masih perlu ditingkatkan.
Menjawab tantangan tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) merancang Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit.
Program ini didanai dari pungutan ekspor sawit, dan disalurkan untuk beragam kegiatan strategis, mulai dari peremajaan sawit rakyat, peningkatan sarana prasarana, penelitian, hingga hulu-hilirisasi sawit. Untuk aspek pengembangan SDM, BPDP rutin menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan bagi pekebun, koperasi (KUD), hingga perangkat pendamping daerah.
“Tujuan utama dari program pengembangan SDM adalah menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat memenuhi kebutuhan kriteria industri kelapa sawit berkelanjutan, ” ujar Direktur Penyalur Dana Sektor Hilir BPDP Mohammad Alfansyah, Kamis (11/9/2025).
Untuk ranah pengembangan SDM, BPDP bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian memberikan beasiswa pendidikan dan pelatihan pekebun.