Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk bagi petani, salah satunya melalui strategi revitalisasi industri pupuk. Strategi ini dijalankan dengan memodernisasi pabrik tua hingga membangun pabrik baru agar proses produksi lebih efisien.
Efisiensi tersebut memungkinkan Pupuk Indonesia menekan biaya produksi sehingga harga pupuk subsidi dan nonsubsidi bagi petani tetap terjangkau. Di sisi lain, kehadiran pabrik yang modern dan andal juga dapat memperkuat kontinuitas pasokan pupuk jangka panjang, sehingga kebutuhan pupuk petani dapat terpenuhi secara konsisten.
Untuk mewujudkan manfaat tersebut secara berkelanjutan, upaya revitalisasi ini juga membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Ke depan kami akan melakukan revitalisasi, karena pabrik-pabrik kami sudah tua. Kami sudah lama tidak melakukan pembangunan pabrik. Untuk merevitalisasi itu butuh Rp 54 triliun (tetapi tetap) akan kami lakukan,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, Minggu (28/9/2025).
Rahmad mencontohkan, saat ini dari 15 pabrik Urea yang dimiliki Pupuk Indonesia, delapan di antaranya telah beroperasi lebih dari 30 tahun.
Kondisi tersebut membuat rata-rata konsumsi gas untuk memproduksi 1 ton Urea mencapai 28 MMBTU, lebih tinggi dibandingkan standar global. Bahkan, khusus untuk delapan pabrik berusia di atas 30 tahun, konsumsi gas rata-rata bisa mencapai 32,2 MMBTU per ton Urea.
“Untuk Urea saat ini rasio konsumsi energi kami tinggi sekali, rata-rata rasio konsumsi gas itu adalah 28 MMBTU per ton Urea,” kata Rahmad.
			



		    :strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5364577/original/042813100_1759119730-IMG-20250929-WA0000.jpg)
							:strip_icc()/kly-media-production/medias/4816480/original/079795300_1714383491-fotor-ai-2024042913369.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1377604/original/096138700_1476789163-20161018-Ekspor-impor-RI-melemah-di-bulan-september-Angga-5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3985851/original/076163300_1649154109-20220405-Bank-Dunia-Ekonomi-Indonesia-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5160786/original/001755100_1741840350-WhatsApp_Image_2025-03-13_at_10.14.50.jpeg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/4837498/original/067081100_1716195906-Harga_emas_cetak_rekor_tertinggi-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4970670/original/014056700_1729065899-pellets-surface.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5302237/original/005801700_1754017533-WhatsApp_Image_2025-08-01_at_09.27.19.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/757493/original/054223500_1414497581-z3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2981835/original/009330900_1575029583-20191129-Gas-Alam-3.jpg)