Jakarta – Prancis sedang mempertimbangkan pemangkasan dua hari libur nasional. Hal ini dilakukan pemerintah Prancis seiring menargetkan pemangkasan anggaran lebih lanjut untuk menutup anggaran yang bocor.
Mengutip CNBC, Rabu (16/7/2025), Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengumumkan rencana pemangkasan anggaran pada Selasa karena pemerintah menargetkan penghematan senilai 43,8 miliar euro atau USD 50,9 miliar. Nilai itu setara Rp 829,26 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.292).
Pemangkasan anggaran itu sebagai upaya mencapai defisit anggaran sebesar 4,6% pada 2026, turun dari defisit anggaran 5,4% yang tercatat 2025.
Di antara usulan itu terdapat usulan untuk menghapuskan dua hari libur nasional, menghapus 3.000 lowongan pegawai negeri sipil (PNS) dan membatasi keringanan pajak bagi orang kaya.
Pemerintah Prancis mengusulkan agar hari libur nasional yang dapat dihapuskan adalah Senin Paskah. Ia menilai, libur tersebut tidak memiliki makna keagamaan. Kemudian pada 8 Mei juga dikenal sebagai Victory in Europe Day atau Hari Kemenangan di Eropa yang menandai penyerahan diri Nazi Jerman yang mengakhiri Perang Dunia II.
Libur-libur tersebut jatuh di bulan yang penuh dengan akhir pekan panjang,” kata pemerintah.
Penghapusannya akan meningkatkan aktivitas ekonomi di berbagai bisnis, toko dan pegawai negeri sehingga meningkatkan produktivitas kita, ia menambahkan.
Pemerintah juga mengatakan “upaya khusus” akan dibutuhkan dari mereka yang berkapasitas untuk berkontribusi lebih banyak dan mengusulkan kontribusi solidaritas dari orang-orang terkaya.
“Hari ini kita mengalami momen kebenaran, salah satu momen dalam sejarah bangsa di mana setiap orang harus bertanya pada diri sendiri, peran apa yang tersedia saya mainkan dalam masa depan kolektif kita,” kata Bayrou.