Jakarta Industri hulu minyak dan gas (migas) merupakan pilar utama dalam menjaga ketahanan energi nasional. Selain itu, sektor ini juga menjadi motor penggerak penting dalam pembangunan ekonomi dan berperan aktif dalam mendukung transisi energi yang tengah berlangsung di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Terkait itu, Indonesian Petroleum Association (IPA) menegaskan pentingnya peran industri minyak dan gas bumi dalam menyediakan energi yang terjangkau dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini disampaikan oleh Presiden IPA, Carole J. Gall, dalam konferensi pers menuju penyelenggaraan IPA Convention and Exhibition (“IPA Convex 2025”) yang akan berlangsung pada Selasa-Kamis, 20–22 Mei 2025 di ICE BSD City, Tangerang.
Dia juga mengakui bahwa secara alami, produksi migas terus mengalami penurunan akibat kondisi lapangan migas yang sudah memasuki tahap matang.
Saat ini, produksi minyak bumi Indonesia stabil di kisaran 550.000–600.000 barel per hari. Untuk membalikkan tren ini, para pelaku industri didorong untuk meningkatkan eksplorasi melalui survei seismik, pengeboran sumur baru, serta pemanfaatan teknologi dan inovasi terkini.
Gall menekankan bahwa potensi migas Indonesia masih sangat besar, dengan hanya sekitar 16% dari total cekungan yang telah berproduksi.
Sebagian besar wilayah masih tergolong belum dieksplorasi. Oleh karena itu, eksplorasi harus menjadi prioritas utama seluruh pemangku kepentingan di sektor hulu migas.
Kolaborasi erat antara industri dan pemerintah menjadi kunci untuk menciptakan iklim investasi yang sehat, melalui kepastian regulasi, kepastian fiskal, serta penyederhanaan birokrasi dan percepatan perizinan, ujarnya.