Jakarta PT Pos Indonesia (Persero) mencatatkan pendapatan mencapai Rp 5,01 triliun pada 2024 dengan EBITDA sebesar Rp 1,01 triliun. Selain itu, laba bersih juga tumbuh menjadi Rp 747,13 miliar atau 2,60 % dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, belanja modal (Capex) turut meningkat menjadi Rp 274,82 miliar atau naik 4,99 %.
Plt Direktur Utama Pos Indonesia, Endy Abdurrahman mengungkapkan capai ini merupakan hasil dari transformasi yang dilakukan perusahaan. Transformasi digital bisnis pun ditingkatkan melalui robotik sorting dan labeling di Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta—mencapai efisiensi biaya hingga 40–60 % dan peningkatan produktivitas hingga 2,5 kali lipat.
“Sebagai perusahaan logistik dan keuangan nasional, Pos Indonesia tidak hanya menjaga tata kelola yang baik, tetapi juga berupaya agar praktik GRC (Governance, Risk, Compliance) mampu memperkuat kinerja, melindungi keberlanjutan, dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat, kata dia, Rabu (10/9/2025).
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Haryo Liman Seto, menyampaikan, bahwa kini perekonomian nasional bertautan dengan berbagai hal seperti volatilitas pasar, geopolitik, dan lain-lain.
Namun, menurut Haryo, pertumbuhan ekonomi nasional masih solid. Seiring, Presiden RI Prabowo Subianto yang telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 8%.
“Dalam hal ini, praktik GRC bisa menjadi alat untuk transformasi ekonomi yang efektif, transparan, dan berkelanjutan,” kata Haryo.
Ditambahkan, budaya organisasi pun harus mendukung proses transformasi yang tak mudah. Demikian juga dengan Kolaborasi mutlak diperlukan untuk tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8% tersebut.
“Kesadaran tentang pentingnya prinsip tata kelola, tentu juga sangat kita perlukan,” ucap Haryo.