Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai tahap akhir dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).
Pertemuan bilateral dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maros Sefcovic, menjadi momen penting untuk menyepakati penyelesaian berbagai isu teknis. Perundingan yang berlangsung selama sembilan tahun dan mencakup 19 putaran ini, akhirnya memasuki fase final melalui negosiasi intensif di tingkat chief negotiator.
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk menyelesaikan kerja sama ekonomi dengan mitra strategis global. Menurut Airlangga, kerja sama IEU CEPA dirancang untuk memperluas akses pasar, mendorong investasi, dan mengurangi hambatan perdagangan baik tarif maupun non-tarif. Perjanjian ini juga menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam memperkuat posisi di rantai pasok global.
Kami berkomitmen menyelesaikan perundingan dengan mitra strategis seperti Uni Eropa agar perdagangan dan investasi saling menguntungkan serta memperkuat rantai pasok dunia,” ujar Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (7/6/2025).
Potensi Pasar Raksasa dan Penghapusan Tarif 80%
Airlangga menyoroti besarnya potensi ekonomi yang akan terbuka dengan berlakunya IEU CEPA. Uni Eropa memiliki populasi 450 juta jiwa dengan PDB mencapai USD 19,5 triliun, sementara Indonesia dengan populasi 282 juta jiwa memiliki PDB sebesar USD 1,4 triliun.
Jika digabungkan, kerja sama ini menciptakan peluang ekonomi dan pasar yang luar biasa besar untuk kedua belah pihak.