Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% pada kuartal II 2025 secara tahunan atau year on year (YoY). Ekonom menilai, pertumbuhan ekonomi itu didukung dari kenaikan investasi di tengah konsumsi melambat.
Angka pertumbuhan investasinya melonjak cukup tinggi. Sebagian indikator investasi memang menunjukkan peningkatan (terutama dari impor). Saya expect ada akselerasi di investasi tapi tidak setajam yang diumumkan BPS,” ujar Ekonom BCA David Sumual saat dihubungi Rabu (6/8/2025).
Ia menuturkan, pertumbuhan investasi yang naik 7% setara posisi 2018 merupakan komponen dari pertumbuhan ekonomi yang naik di atas harapan. Sebelumnya investasi diperkirakan tumbuh 4%. Adapun investasi tersebut. “Menurut pemerintah (investasi-red) itu terkait proyek tol di Japek/Sumatra, MRT dan belanja modal korporasi besar untuk mesin pabrik,” kata David.
David prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5% hingga akhir 2025. Pertumbuhan ekonomi itu akan didorong dari sektor konsumsi dan belanja pemerintah yang diprediksi tumbuh lebih cepat seiring percepatan belanja pemerintah.
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan dan Analisis Wilayah, Moh. Edy Mahmud menuturkan, ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2025 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 5.947 triliun. Atas dasar harga konstan, nilainya mencapai Rp 3.396 triliun.
“Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 bila dibandingkan triwulan II tahun 2024 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,12 persen, kata dia, Selasa, 5 Agustus 2025.
Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia secara triwulan ke triwulan atau quarter to quarter (q to q) di triwulan II-2025 tumbuh 4,04 persen.
Pertumbuhan ekonomi q to q ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan q to q di triwulan II lebih tinggi daripada triwulan I sebelumnya, tutur dia.
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang mencapai 5,12 persen juga lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2024, yaitu 5,05 persen.