Jakarta – Baru beberapa minggu menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang, Sanae Takaichi sudah dihadapkan pada ujian berat berupa penurunan upah riil dan tekanan inflasi yang tinggi. Data Kementerian Ketenagakerjaan Jepang mencatat bahwa upah riil turun sembilan bulan berturut-turut hingga September 2025, menandai pelemahan daya beli yang terus membayangi ekonomi Jepang.
Dikutip dari CNBC, Senin (10/11/2025), meski upah nominal meningkat 1,9 persen secara tahunan, inflasi yang mencapai 2,9 persen pada September justru membuat pendapatan riil masyarakat menurun sebesar 1,4 persen. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap stabilitas ekonomi rumah tangga, terutama bagi kalangan pekerja dan pensiunan yang hidup dengan penghasilan tetap.
Takaichi berjanji menghidupkan kembali kebijakan ekonomi “Abenomics” yang dipelopori oleh mendiang Shinzo Abe, dengan tiga pilar utama: kebijakan moneter longgar, stimulus fiskal agresif, dan reformasi struktural. Namun inflasi tinggi dan stagnasi upah kini membuat strategi tersebut goyah.
Untuk menahan tekanan biaya hidup, Takaichi tengah menyiapkan paket stimulus senilai 13,9 triliun yen (USD 92,2 miliar) yang mencakup subsidi listrik dan gas, serta bantuan bagi usaha kecil-menengah agar mampu menaikkan gaji. Namun, sejumlah ekonom memperingatkan langkah populis semacam ini bisa menjadi bumerang karena berpotensi memperburuk inflasi yang sudah tinggi.
“survei opini menunjukkan inflasi menjadi perhatian utama pemilih Jepang. Jika Takaichi merespons dengan langkah-langkah populis seperti subsidi energi atau bantuan tunai, hal itu hanya akan memperparah tekanan inflasi tersebut,” ujar Kepala Divisi Asia Pasifik Capital Economics Marcel Thieliant.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/757459/original/033309500_1414494914-l4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408123/original/050350500_1762764148-Screenshot_20251110_151720_Chrome.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2670626/original/099453200_1547111682-20190110-Rupiah-Tetap-Berada-di-Zona-Hijau-Angga5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408457/original/061211100_1762783609-41375108-733a-482f-8fda-c8a559e037eb.jpeg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3532280/original/085965300_1628161371-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/976571/original/042940100_1441279137-harga-emas-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408446/original/054909700_1762780494-71c2aa72-026f-4891-89a0-df5854c76daa.jpeg)