Jakarta – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners’ Association (DPP INSA), Carmelita Hartoto, mengatakan dukungan pendanaan yang belum optimal membuat sektor pelayaran nasional belum berdaya saing.
Apalagi di tengah tuntutan peremajaan kapal berteknologi ramah lingkungan agar kapal-kapal merah putih dapat comply dengan regulasi internasional. Tentu, ia menekankan dukungan pendanaan kapal menjadi sangat krusial.
Dukungan pendanaan dalam pengadaan kapal ini perlu dicarikan solusinya oleh seluruh stakeholder, baik regulator, pelaku usaha, perbankan dan lembaga pembiayaan. Agar industri pelayaran nasional mampu tumbuh dan berdaya bersaing regional dan global, kata Carmelita dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/5/2025).
Menurut dia, dukungan pendanaan merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pelaku usaha pelayaran nasional bila ingin bersaing dalam pelayaran global. Isu ini akan turut dibahas secara komprehensif di 1st Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 pada 26-28 Mei 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
Lebih lanjut, Carmelita memaparkan, pelayaran merupakan salah satu sektor industri strategis, dengan lebih dari 90 persen aktivitas perdagangan global melalui laut. Terlebih bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Di sisi lain, pelayaran merupakan industri padat modal yang membutuhkan dukungan pendanaan besar, baik untuk modal kerja operasional maupun investasi jangka panjang. Modal kerja yang dimaksud adalah gaji awak kapal, jasa kepelabuhanan, hingga kewajiban pajak, dan biaya bahan bakar. Sedangkan investasi jangka panjang terkait dengan pengadaan kapal.