Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia masih mengalami surplus. Angka surplus pada Juni 2025 mencapai USD 4,10 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan surplus neraca perdagangan RI Juni 2025 berarti memperpanjang tren positif. Tercatat, neraca dagang Indonesia telah menorehkan surplus dalam 62 bulan berturut-turut.
Pada Juni 2025 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD 4,10 miliar. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, kata Pudji dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik, di Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Mengacu data yang ditampilkannya, angka surplus ini turun dari capaian Mei 2025. Kala itu, nilai surplus neraca perdagangan RI tembus di USD 4,30 miliar.
Sementara itu, surplus pada Juni 2025 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas sebesai USD 5,22 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewani dan nabati (HS 15) bahan bakar mineral (HS 27) serta besi dan baja (HS 72).
Pada saat yang sama neraca perdagangan migas tercatat defisit USD 1,11 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak, ungkapnya.