Jakarta – Miliarder sekaligus pemilik kilang terbesar di Afrika akan memperluas kapasitas kilangnya menjadi 1,4 juta barel per hari. Langkah miliarder ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang terus meningkat di Afrika dan sekitar.
Orang terkaya di Afrika, Aliko Dangote menuturkan, kilang Dangota yang terletak di pusat ekonomi Nigeria, Lagos akan meningkatkan kapasitas lebih dari dua kali lipat yakni 650.000 barel per hari. Ia akan memakai bantuan pembiayaan eksternal untuk meningkatkan kapasitas kilang. Demikian mengutip laman ABC News, Rabu (29/10/2025).
BACA JUGA:Menkeu Purbaya-Pertamina Satu Suara: Percepat Bangun Kilang hingga Geber Produksi Migas
BACA JUGA:Kilang Minyak TPPI Tuban Terbakar, Api Jinak dalam 40 Menit
BACA JUGA:Sejarah Kilang Minyak TPPI Tuban yang Terbakar, Produksi LPG hingga Pertamax
BACA JUGA:Peremajaan Kilang Minyak Jadi Hal Penting Ketahanan Energi
“Ketika selesai, ini akan menjadi kilang terbesar yang pernah dibangun satu lokasi, melampaui kilang Jamnagar di India,” kata Dangote yang merujuk kepada kilang terbesar di dunia yang terletak di dunia.
Nigeria adalah salah satu produsen minyak terbesar di Afrika, tetapi mengimpor produk minyak bumi olahan untuk keperluan sendiri. Sektor minyak dan gas alam negara tersebut telah mengalami kesulitan selama bertahun-tahun, dan sebagian besar kilang milik negara beroperasi jauh di bawah kapasitas karena buruknya perawatan.
Kilang Dangote yang dikelola swasta telah membantu memenuhi permintaan lokal dan internasional sejak mulai berproduksi pada Januari 2024.
Namun, industrialis tersebut mengatakan ekspansi ini diperlukan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, baik di dalam maupun luar negeri.
Ekspansi ini mencerminkan kepercayaan terhadap Nigeria, Afrika, dan kapasitas kita untuk membentuk masa depan energi kita sendiri, ia menambahkan.
Mitra di perusahaan riset SBM Intelligence, Ikemesit Effiong menuturkan, rencana ekspansi ini merupakan langkah yang patut dipuji, tetapi belum banyak yang diketahui mengenai jadwal dan ketersediaan dananya.
Kilang senilai USD 19 miliar atau Rp 315,12 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.585) ini membutuhkan waktu hampir satu dekade untuk diselesaikan.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5368321/original/016716900_1759373110-WhatsApp_Image_2025-10-02_at_09.36.17.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5219803/original/024455100_1747230381-amman_mineral.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5380902/original/030904800_1760438135-men1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394979/original/000044200_1761647816-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_10.27.38_6d2a9708.jpg)



