Jakarta – Pemerintah Indonesia dipastikan tidak impor beras sepanjang 2025. Hal ini seiring Indonesia mencatat surplus 4 juta ton hingga Desember 2025.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menuturkan, impor beras mencapai 4,5 juta tahun lalu. Saat ini, ia mengatakan, stok beras mencapai 4 juta ton di Gudang Bulog.
BACA JUGA:Menko Zulkifli Hasan Sebut Udang Beku Terkontaminasi Radioaktif Aman Dikonsumsi
BACA JUGA:9 Orang Terdampak Pencemaran Radioaktif di Kawasan Cikande Serang
BACA JUGA:Menko Pangan Bakal Musnahkan Udang Beku Tercemar Radioaktif di Atas Ambang Baku
BACA JUGA:Udang Beku Tercemar Radioaktif Dipastikan Tak Ganggu Rantai Pasok Nasional
Impor nol. Gudang kita penuh. BPS mengeluarkan data surplus Desember hingga 4 juta. Karena surplus kita tak impor lagi, ini data berbicara bukan kata saya,” Zulkifli Hasan saat wawancara bersama Djati Darma-Liputan6 SCTV, dikutip Selasa, (21/10/2025).
Adapun Indonesia menargetkan swasembada pangan dalam tiga tahun. Target itu lebih cepat dari perkiraan yang mencapai setahun.
“Data mengatakan di gudang 4 juta. Desember surplus 4 juta sehingga kita tak impor lagi. Kita sudah swasembada pangan setahun dari target tiga tahun,” ujar dia.
Zulkifli menuturkan, dari data BPS yang dikeluarkan, surplus Desember hingga hampir 4 juta. “Surplus 4 juta hingga Deember, kita tak impor lagi,” kata dia.
Untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah memiliki sejumlah strategi. Pertama, memangkas aturan terkait pupuk. “Pupuk rumit, aturan pupuk ada 144 peraturan. Sebelumnya pupuk ada setelah panen sehingga tidak pengaruhi produksi. Pupuk bisa hadir sebelum tanam, otomatis naik produksinya karena pupuknya tepat waktu,” ujar dia.
Kedua, memperbaiki irigasi untuk meningkatkan produksi. Ada luas sawah sekitar 7,5 juta dan luas tanam 10 juta. “Jadi dua kali tanam 2,5 juta , kita cek. Karena curah hujan tak ada irigasi. Irigasi kita perbaiki, luas tanam menambah, menambah produksinya. Ini hal-hal yang kita lakukan sederhana dan tetapi sudah memberikan hasil,” kata Zulkifli.
Selain itu, mengembangkan kawasan pangan seperti Merauke, Papua dan Kalimantan Tengah. Zulkifli menuturkan, perlu ada kawasan pangan untuk dapat menjadi lumbung pangan dunia. “Perlu ada perluasan kawasan pangan, tentu ini lebih rumit untuk membuka kawasan. Cocok atau tidak, orangnya ada atau tidak, belum lagi isu lingkungan,” kata dia.