Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) yang belakangan ramai dibicarakan publik. Menurutnya, isu ini tidak sejalan dengan fakta ekonomi yang menunjukkan konsumsi masyarakat masih kuat.
Airlangga menyebut kinerja sektor ritel pada semester I-2025 masih menunjukkan pertumbuhan yang solid. Ia merinci, pertumbuhan penjualan dari tiga entitas usaha termasuk pabrikan dan jaringan minimarket masing-masing tumbuh.
Kalau kita lihat kinerja keuangan sektor retail, jadi tiga perusahaan pabrik, satu minimarket, yang kedua salah satu yang banyak outlet di mall. Seluruhnya semester satu ini pertumbuhannya mendekati 5%, 4,99%, 6,85%, dan 12,87%. Ini menunjukkan bahwa terkait dengan isu Rohana dan Rojali ini, ini isu yang ditiup-tiup,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Selain dari sisi penjualan ritel, indikator ekonomi lain seperti inflasi inti juga mencerminkan daya beli masyarakat yang terjaga.
Airlangga menyebut inflasi inti masih berada di level rendah, yakni 2,32% secara tahunan. Di beberapa provinsi, inflasi bahkan cenderung lebih tinggi.
Artinya, daya beli ataupun masyarakat di tengah ketidakpastian global masih melakukan konsumsi secara kuat. Dan angka ini ditujukan oleh angka inflasi,” ujarnya.