Jakarta – Industri dan teknologi selalu berkembang dan bertumbuh, semisal evolusi teknologi dari yang sebelumnya menggunakan mesin uap, sekarang sudah masuk ke dalam era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan Industri 4.0. Ke depan, AI dan teknologi digital akan menjadi penggerak utama, sehingga pertumbuhan ekonomi tinggi bukan hanya mimpi.
Ke depan adalah digital base, semikonduktor dan AI. Sekarang sudah naik lagi ke quantum computing sehingga data center dan yang lain di sini menjadi penting, termasuk di Indonesia. Hilirisasi berikutnya adalah silika, semikonduktor, dan renewable energy serta energy storage system. Jadi bukan hanya itu, tapi access menjadi kunci, dan ini yang menjadi tantangan ke depan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Kuliah Umum Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) yang mengangkat tema “Hilirisasi Dorong Percepatan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, di Yogyakarta, Rabu, 19 November 2025, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (20/11/2025).
BACA JUGA:Menko Airlangga Tegaskan Komitmen Bisnis Melalui Regulasi yang Menarik Investasi Berkualitas Tinggi
BACA JUGA:Indonesia Gandeng Singapura Tingkatkan Kerja Sama Strategis Hadapi Dinamika Ekonomi Global
BACA JUGA:PDB Indonesia Kuartal III 2025 Unggul Dibandingkan Negara ASEAN hingga G20
BACA JUGA:Menko Airlangga Sebut Sudah Ada Alternatif Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Menko Airlangga mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto ingin mempercepat pengembangan sektor energi terbarukan ini, antara lain dengan adanya Koperasi Merah Putih. Keberadaan koperasi itu salah satunya untuk mendorong pengembangan energy storage system di banyak daerah pedesaan di seluruh Indonesia.
Hilirisasi memang merupakan fondasi penting untuk mewujudkan misi Asta Cita dan memperkuat nilai tambah ekonomi nasional. Dalam hal ini, Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga harus mampu mengolahnya menjadi produk turunan yang bernilai lebih tinggi.
Hilirisasi berbasis sumber daya alam (SDA) dan sektor maritim juga bertujuan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga.
Kita harus mereformulasikan kebijakan kita. Karena tidak bisa dilakukan dengan cara yang sama supaya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berbeda, maka kita perlu konsolidasi dan reformasi secara struktural, memperbaiki regulasi, dan menyusun roadmap baru agar Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita yang sekarang di angka 6% bisa turun ke 4%,” ujar Menko Airlangga.
/2017/07/07/1761119270.jpg)
/2025/09/26/1207346928.jpg)
/2017/07/07/1683312752.jpg)
/2025/09/19/192567787.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4412749/original/008778900_1683024969-20230502-Polemik-Impor-KRL-Bekas-Tallo-2.jpg)






:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417919/original/028638500_1763553047-KAI_Logistik-1.jpg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1180,20,0)/kly-media-production/medias/5364429/original/071631700_1759108686-WhatsApp_Image_2025-09-28_at_16.05.17.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417956/original/039451200_1763554576-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_18.53.00_e5ba2794.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417866/original/092969400_1763549595-ojk_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4202486/original/028430200_1666664504-FOTO.jpg)