Jakarta – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan bahwa penerapan kebijakan nol truk over dimension and over load (Zero ODOL) kemungkinan akan mundur dari target awal. Hal ini disebabkan masih adanya sejumlah aspek persiapan yang perlu dilakukan agar penanganan truk ODOL bisa berjalan efektif.
Dudy menjelaskan, rencana awal kebijakan ini akan dilakukan dalam tiga tahapan, dimulai dengan sosialisasi sejak Juni 2025. Namun, hingga saat ini pihaknya masih mengevaluasi respons dari para pemangku kepentingan.
“Jadi, harapan kami—seperti yang saya sampaikan kemarin—kita membagi pelaksanaannya dalam tiga tahapan: Juni, Juli, Agustus. Namun terakhir saya sampaikan bahwa kita juga akan melihat lagi bagaimana respons dari stakeholder pada saat kita melakukan sosialisasi,” kata Dudy dalam diskusi media di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Ia menerangkan, pihak Korps Lalu Lintas Polri masih membutuhkan waktu untuk menyosialisasikan aturan ini kepada para pemilik dan sopir truk ODOL. Di sisi lain, PT Jasa Marga (Persero) Tbk juga memerlukan waktu tambahan untuk menyiapkan sistem pendukung.
Salah satu persiapan teknis yang dimaksud adalah pemasangan teknologi weight in motion, guna mengidentifikasi bobot truk secara otomatis saat melintas di jalan tol.
“Namun, yang disampaikan kepada saya—meski tidak secara langsung—adalah bahwa dari Korlantas ada keinginan menambah waktu untuk sosialisasi,” ujarnya.
“Kemudian dari pihak Jasa Marga juga masih membutuhkan waktu untuk menyiapkan sarana, termasuk alat-alat weight in motion yang diperlukan untuk pengkinian data,” imbuh Dudy.