Jakarta Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) menempatkan sebagian dananya di pasar modal, termasuk Surat Berharga Negara (SBN), sebagai bagian dari strategi diversifikasi untuk menjaga stabilitas dan likuiditas portofolio investasi nasional.
Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menjelaskan bahwa langkah tersebut bertujuan menyeimbangkan antara investasi jangka panjang dan instrumen yang mudah dicairkan.
BACA JUGA:Bos Danantara Target Dividen BUMN Tembus Rp 750 Triliun dalam 5 Tahun
BACA JUGA:Bos Danantara Bongkar BUMN Besar Suka Percantik Laporan Keuangan
BACA JUGA:Danantara Dorong BUMN dan Anak Usaha Percepat IPO di Pasar Modal
“Kalau kita menerima dana 100, tentu tidak semuanya langsung digunakan untuk proyek berisiko tinggi. Sebagian perlu disimpan di instrumen yang likuid agar bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” ujar Ali, Senin (20/10/2025).
Ali menyebut, portofolio Danantara ke depan akan terbagi ke dalam dua kategori utama: private investment atau investasi langsung, dan public investment atau investasi di pasar modal.
“Misalnya 60–70 persen digunakan untuk membangun proyek strategis, sementara 30–40 persen ditempatkan pada aset likuid seperti SBN,” jelasnya.
Menurutnya, pendekatan ini penting agar Danantara tetap memiliki ruang fleksibilitas dalam menyalurkan pendanaan ke proyek-proyek prioritas tanpa mengorbankan likuiditas jangka pendek. Porsi cadangan ini juga menjadi penopang stabilitas pasar modal domestik.