Jakarta Perekonomian DKI Jakarta, dengan pangsa 16,85% terhadap Nasional masih tumbuh kuat yaitu sebesar 4,95% (yoy) pada triwulan I 2025, meski sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (5,01%; yoy). Hal tersebut berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jakarta terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah. Dari sisi Lapangan Usaha (LU) utama, pertumbuhan terutama didorong oleh LU informasi dan komunikasi (Infokom), LU perdagangan, serta LU jasa keuangan dan asuransi. Pertumbuhan ekonomi Jakarta tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional (4,87%; yoy).
Konsumsi RT tumbuh sebesar 5,36% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,14%; yoy). Meningkatnya pertumbuhan ditopang oleh berlangsungnya HBKN Ramadan-Idulfitri serta Nyepi.
Selain itu, penyaluran THR serta pemberian berbagai insentif pemerintah antara lain berupa diskon tarif listrik, dan bantuan pangan turut mendorong pertumbuhan konsumsi RT, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar, Selasa (6/5/2025).
Investasi juga turut menjadi penopang ekonomi Jakarta dengan pertumbuhan sebesar 2,89% (yoy) pada triwulan I 2025. Meskipun tetap menjadi penopang utama, kinerja investasi tersebut tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 7,54% (yoy). Perlambatan bersumber dari penurunan investasi baik yang bersumber dari dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA).
Selanjutnya, konsumsi Pemerintah tumbuh tinggi pada triwulan I 2025 menjadi 9,22% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (5,20%; yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh meningkatnya belanja pegawai dan belanja bansos sejalan dengan berlangsungnya HBKN serta belanja subsidi sejalan dengan pemberian berbagai insentif kepada masyarakat.
Selanjutnya dari sisi eksternal, ekspor tumbuh tinggi menjadi sebesar 17,59% (yoy) dari triwulan sebelumnya (14,66%; yoy), didorong terutama oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sejalan dengan membaiknya ekspor produk otomotif, serta peningkatan ekspor untuk komoditas lainnya seperti alas kaki. Sejalan dengan pertumbuhan ekspor, impor juga tumbuh tinggi dari 14,51% (yoy) menjadi 16,24% (yoy) sehingga Jakarta mencatatkan net impor pada triwulan I 2025. Â