Sydney – Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menjalankan uji klinis fase 3 untuk antibiotik generasi baru milik Recce Pharmaceuticals, perusahaan bioteknologi Australia yang tercatat di Australian Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Keputusan ini menempatkan Indonesia sebagai titik sentral pengembangan teknologi kesehatan global, khususnya dalam penanganan infeksi bakteri dan resistensi antimikroba yang semakin mengancam dunia.
BACA JUGA:Menag Nasaruddin Dorong Tafsir Berbasis Budaya dan Konteks KeIndonesiaan
BACA JUGA:Di COP30, Indonesia dan China Perkuat Kolaborasi Tekan Emisi Gas Rumah Kaca
BACA JUGA:Antusiasme Ratusan Peserta Seluruh Indonesia Ikut Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional di IKJ
BACA JUGA:Dua Orang Ditangkap atas Insiden Kapal Feri Kandas di Korea Selatan, Salah Satunya Warga Indonesia
BACA JUGA:Laporan www.wmhg.org dari Melbourne: Siap-siap, Monash University Buka Program Sarjana di Indonesia
Kami sangat terhormat dapat melakukan uji klinis fase 3 kami di sana (Indonesia). Kami mengembangkan gel topikal untuk pengobatan infeksi kaki diabetik,” kata Vice President of Corporate Affairs Recce Cherise Ang, saat ditemui di kantornya Dexus Place, 1 Farrer Place, Sydney, Australia, Kamis (20/11/2025).
Ia mengatakan, pihaknya melihat Indonesia memiliki urgensi kesehatan yang besar, terutama karena tingginya prevalensi diabetes dengan populasi hampir 300 juta jiwa di Asia Tenggata, dan sekitar 10% di antaranya hidup dengan diabetes, kebutuhan terapi menjadi sangat signifikan.
Ada sekitar 6 juta orang dengan diabetes di dunia, dan hampir 300 juta berada di Asia Tenggara. Dari populasi Indonesia yang sekitar 298 juta, sekitar 10% memiliki diabetes,” ujarnya.
Dia menuturkan, hal ini menciptakan pangsa pasar yang luas sekaligus peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat pengembangan dan aplikasi teknologi.
Dukungan dari BPOM
Selain faktor epidemiologi, hubungan erat antara industri dan pemerintah kedua negara turut mempercepat keputusan Recce.
Dukungan kuat dari BPOM, khususnya dalam mempercepat perizinan, menjadi pembeda utama dibanding negara lain seperti Malaysia atau Vietnam. Ini membuat Indonesia menjadi mitra ideal dalam pengembangan teknologi antibiotik sintetis baru.
Mengapa memilih Indonesia, bukan Malaysia atau Vietnam? Karena Indonesia memberikan dampak kesehatan terbesar untuk indikasi ini, hubungan pemerintah dan industri sangat kuat, responsnya cepat,” ujarnya.
/2017/07/07/1761119270.jpg)
/2025/09/26/1207346928.jpg)
/2017/07/07/1683312752.jpg)
/2025/09/19/192567787.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3337094/original/001943000_1609328703-20201230-Rupiah-Ditutup-Menguat-3.jpg)






:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417919/original/028638500_1763553047-KAI_Logistik-1.jpg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1180,20,0)/kly-media-production/medias/5364429/original/071631700_1759108686-WhatsApp_Image_2025-09-28_at_16.05.17.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417956/original/039451200_1763554576-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_18.53.00_e5ba2794.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417866/original/092969400_1763549595-ojk_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4202486/original/028430200_1666664504-FOTO.jpg)