Jakarta Terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,6% dari kuartal sebelumnya yang membuat Korea Selatan terhindar dari resesi teknis. Hal tersebut melebihi harapan dari perhitungan estimasi awal.
Angka pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tersebut menunjukkan kenaikan lebih tinggi 0,5% dari harapan para ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan merupakan pembalikan dari kontraksi 0,2% yang tercatat pada kuartal pertama.
Dari tahun ke tahun, PDB negara tersebut mengalami kenaikan sebanyak 0,5% setelah sebelumnya 0% pada kuartal pertama dan lebih dari harapan yang ditargetkan dengan ekspansi 0.4% , menurut jajak pendapat Reuters.
Menurut data Bank Korea menunjukkan bahwa ekspor barang dan jasa meningkat pesat pada kuartal kedua karena pengiriman semikonduktor, produk minyak bumi, dan produk kimia naik 4,2% kuartal ke kuartal.
“Ekspor neto merupakan pendorong utama pertumbuhan,” ujar Louise Loo, kepala Ekonomi Asia di Oxford, dalam sebuah catatan setelah merilis data.
Loo berkomentar bahwa ekspor meningkat pada level tercepat sejak kuartal ketiga 2020, dengan perusahaan-perusahaan mempercepat pengiriman mereka sebelum perubahan kebijakan perdagangan AS yang diperkirakan akan terjadi, khususnya tarif.
Shivaan Tandon, ekonom di tim pasar di Capital Economics, mengklaim bahwa Korea Selatan mungkin akan menghadapi masalah dalam industri mereka yang berorientasi eksternal, termasuk perdagangan, karena dinamika perdagangan global melemah di tengah ancaman pungutan.
“Meskipun permintaan perangkat keras terkait AI dapat terus mendukung ekspor semikonduktor, kami memperkirakan sektor lain dalam keranjang ekspor akan mengalami tekanan,” sambungnya.