Jakarta Dunia transmigrasi kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, berbagai pihak kini mendorong bertransformasi sektor transmigrasi untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut.
Hal ini tertungkap dalam Transmigration Update Forum (TUF) 2025 yang digelar Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Transmigrasi (PKET) Kementerian Transmigrasi.
BACA JUGA:Tanjung Banon Batam Bakal Jadi Contoh Kawasan Transmigrasi Nasional dalam 5 Tahun
BACA JUGA:Kementrans Beberkan Program Unggulan 5 T, Gandeng Pengusaha Kembangkan Ekonomi di Wilayah Transmigrasi
BACA JUGA:Wamentrans: Transmigrasi Turunan Asta Cita Presiden untuk Pemerataan Pembangunan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Nirwan Ahmad Helmi, mengatakan, beberapa hambatan yang kerap dihadapi dunia transmigrasi, antara lain keterbatasan SDM unggul di kawasan transmigrasi serta buruknya citra program di kalangan masyarakat.
“Melihat kondisi tersebut, transformasi transmigrasi menjadi langkah penting untuk penyelenggaraan program yang lebih adaptif, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Langkah ini menjadi pijakan strategis yang dapat mengubah citra transmigrasi sekaligus mendorong perkembangannya di seluruh penjuru negeri. Untuk itu, diperlukan berbagai penyesuaian dalam mendukung terwujudnya transformasi tersebut,” jelas Nirwan, Rabu (19/11/2025).
Penyesuaian pertama adalah reformasi kebijakan yang menjadi landasan dalam program transmigrasi. Pesan ini selaras dengan apa yang telah disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Kementerian Transmigrasi Velix Fernando Wanggai.
Dia menegaskan bahwa sangat penting untuk melakukan penyesuaian kebijakan transmigrasi yang adaptif dengan implementasi di lapangan. Langkah tersebut ditempuh guna mencapai pengelolaan arah kebijakan yang sesuai dengan transformasi transmigrasi.
Langkah selanjutnya yang ditekankan dalam TUF 2025 untuk mewujudkan transformasi transmigrasi adalah kolaborasi lintas sektor. Bentuk kolaborasi ini digambarkan dengan kehadiran narasumber dari berbagai latar belakang yang berbeda.
/2017/07/07/1761119270.jpg)
/2025/09/26/1207346928.jpg)
/2017/07/07/1683312752.jpg)
/2025/09/19/192567787.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4202486/original/028430200_1666664504-FOTO.jpg)






:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417919/original/028638500_1763553047-KAI_Logistik-1.jpg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1180,20,0)/kly-media-production/medias/5364429/original/071631700_1759108686-WhatsApp_Image_2025-09-28_at_16.05.17.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417956/original/039451200_1763554576-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_18.53.00_e5ba2794.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417866/original/092969400_1763549595-ojk_2.jpg)