Jakarta – Tingkat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia terus mengalami peningkatan. Meskipun meningkat, masih terdapat celah (gap) yang cukup lebar antara tingkat inklusi dan literasi keuangan.
Indeks literasi keuangan di Indonesia meningkat menjadi 66,46 persen dari sebelumnya 65,43 persen pada 2024, sementara indeks inklusi keuangan naik menjadi 80,51 persen dari 75,02 persen.
Terkait hal ini, Director of Communications DANA Indonesia, Olavina Harahap, mengungkapkan masih adanya kesenjangan yang signifikan antara literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian utama perusahaan dalam mendorong pemahaman masyarakat terhadap layanan keuangan digital.
Bener banget soal literasi dan inklusi masih ada gap. Mungkin salah satunya adalah perkembangan teknologi. Kita kan lumayan pesat ya semenjak Covid. Adopsi internet, adopsi layanan keuangan itu kan cepat sekali karena kebutuhan gitu kan. Tapi mungkin cepatnya perkembangan teknologi tidak dibarengi dengan cepatnya kita mengajarkan masyarakat mengenai literasi ya,” ujar Olavina usai acara peluncuran Peresmian \’Posko Bantuan Keliling\’ oleh DANA, Kamis (5/6/2025).
Menurutnya, meskipun masyarakat semakin banyak mengakses layanan keuangan digital, hal tersebut belum sepenuhnya diiringi dengan pemahaman yang memadai mengenai cara penggunaannya secara aman dan bijak.
“Jadi mungkin disitulah kita sekarang lagi berusaha mengejar supaya orang, masyarakat tidak hanya menggunakan tapi juga tau menggunakan yang benar itu seperti apa,” tambahnya.