Jakarta Dokter dikenal sebagai profesi yang diidamkan banyak orang sedari lama. Selain karena tugas mulianya kepada masyarakat, gaji dan tunjangan yang diterimanya pun menggiurkan.
Terutama setelah menjadi dokter spesialis, meskipun ia ditempatkan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dari program yang diadakan oleh pemerintah sebagai bentuk pengabdian.
Seperti diamini Isvarani Devana Irawan, seorang dokter spesialis anak yang bekerja di tiga rumah sakit swasta di Tangerang, Banten. Isva, sapaan akrabnya, menceritakan pengalaman mendiang suaminya, Alvin Pradipta, yang sempat bertugas di daerah 3T sebagai dokter spesialis penyakit dalam pada kurun waktu 2017.
Menurut dia, gaji dan tunjangan yang diberikan oleh pemerintah kepada dokter spesialis di daerah terluar sepadan dengan pengorbanannya. Dengan pendapatan mencapai Rp 50 juta lebih per bulan, plus tunjangan lainnya.
Tunjangan daerah dan tunjangan pemerintah di luar pulau itu gede kok. Suami saya pribadi saat wajib kerja dokter spesialis dibayar 50 juta lebih per bulan, di wilayah utara Indonesia timur. Naik kapal memang beberapa jam dari daerah Palu (Sulawesi Tengah), ujarnya kepada www.wmhg.org.
Belom tunjangan kayak rumah, mobil, dan lainnya. Pemerintah fair juga kok kalau dipikir-pikir. Walau risikonya berjauhan dengan keluarga, dia menambahkan.
Adapun penyebaran dokter spesialis ke daerah paling ujung Indonesia ini jadi bagian dari program pendayagunaan dokter spesialis (PGDS) yang diinisiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).