Jakarta – CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani mengumumkan sebanyak 844 perusahaan BUMN telah resmi bergabung dengan Danantara. Untuk menjaga perekonomian nasional di tengah tensi geopolitik dan ekonomi global yang meningkat tajam.
Danantara hadir di waktu yang sangat tepat. Sejak diluncurkan oleh bapak Presiden pada 24 Februari 2025, alhamdulillah sejak 21 maret 2025, seluruh BUMN yang berjumlah 844 sudah resmi jadi bagian dari Danantara Indonesia, ujar dia di hadapan Presiden Prabowo Subianto dalam sesi Town Hall Danantara di Jakarta Convention Center (JCC), dikutip Selasa (29/4/2025).
Rosan mengatakan, pembentukan Danantara telah mengikuti arahan dari Prabowo, agar ekonomi nasional tidak sepenuhnya bergantung pada mekanisme pasar. Sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar atau UUD 1945.
Perekonomian disusun atas dasar bersama, atas dasar kekeluargaan. Perekonomian Indonesia disusun, bukan tersusun. Tersusun itu kita menyerahkan pada mekanisme pasar sepenuhnya, ungkap dia.
Kita menghormati mekanisme pasar, tapi pemerintah berhak mengintervensi ketika mekanisme itu melenceng dari kepentingan pembangunan nasional ke depan. Danantara adalah bentuk konkret pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan, tegasnya.
Terpisah saat ditemui seusai acara, Rosan kembali menyampaikan, Danantara kini beranggotakan total 844 perusahaan yang terafiliasi dengan BUMN, mulai dari induk, anak, cucu, hingga cicit usaha.
Jadi kami bisa melakukan konsolidasi dan kami sudah lakukan secara bertahap terhadap yang besar-besar yang punya dampak besar terhadap perekonomian, imbuh Rosan.
Menurut kalkulasinya, saat ini Danantara telah mengelola aset dengan nilai mendekati USD 1 triliun, atau sekitar USD 982 miliar. Itu tidak hanya milik perusahaan pelat merah, tapi juga aset yang berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), semisal kawasan Gelora Bung Karno (GBK).