Jakarta – Jetstar Asia resmi berhenti beroperasi pada Kamis, 31 Juli 2025, setelah mengudara lebih dari 20 tahun. Penutupan operasional maskapai berbiaya rendah asal Singapura, Jetstar Asia ditandai dengan penerbangan terakhir dari Bandara Changi Singapura menuju Kuala Lumpur.
CEO Jetstar Asia John Simeone mengatakan, penutupan ini berdampak pada PHK terhadap sekitar 900 karyawan. Namun, sekitar 54 persen di antaranya diklaim telah mendapatkan tawaran kerja atau wawancara.
Simeone menambahkan, beberapa di antaranya telah menerima tawaran untuk bekerja di ruang tunggu Bandara Changi atau di sektor pariwisata.
Kami mungkin agak tidak sabar, karena kami ingin semua orang mendapatkan (pekerjaan) hari ini, kata Simeone dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (2/8/2025).
Beberapa dari mereka yang belum mendapatkan posisi atau wawancara baru sedang beristirahat, menjajaki karier lain, atau masih menunggu tanggapan, dia menambahkan.
Simeone juga mengapresiasi dukungan yang ditunjukkan oleh mitra di sektor penerbangan dan akomodasi. Industri ini telah berinisiatif dan berusaha mendukung staf sebisa mungkin, ujarnya.
Pengumuman per Juni 2025
Jetstar Asia mengumumkan pada Juni 2025, mereka akan menghentikan operasinya pada akhir Juli. Sementara maskapai lain yang masih berada di bawah grup Qantas, Jetstar Airways, masih tetap akan beroperasi melayani rute Selandia Baru dan Australia.
Imbas penutupan ini, sekitar 70 karyawan akan tetap bekerja hingga Oktober 2025 untuk mendukung proses regulasi dengan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura. Sementara 30 lainnya akan tetap bekerja hingga Desember tahun ini untuk menangani masalah administratif dan penutupan kantor.
Dalam momen perpisahan, Jetstar Asia turut berpamitan kepada para penumpang dengan memberikan bingkisan di penerbangan terakhir. Penumpang pada penerbangan terakhir dari Labuan Bajo akan menerima tas belanja, sementara penumpang dari Manila akan menerima miniatur pesawat Jetstar sebagai kenang-kenangan.