Jakarta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti dampak jika tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) atas produk Indonesia ke industri padat karya. Terlebih jika kebijakan itu jadi diterapkan mulai 1 Agustus 2025 mendatang.
Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani menyampaikan kekahawatirannya atas rencana penerapan tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump itu. Industri tekstil, alas kaki, hingga mainan terancam tekanan yang lebih besar.
Perlu dicermati bahwa jika kebijakan tarif tinggi ini benar-benar diberlakukan secara penuh, tekanan terhadap sektor industri padat karya yang memiliki pangsa ekspor besar ke AS, seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, dan mainan akan semakin besar, ucap Shinta dalam keterangannya, dikutip Jumat (11/7/2025).
Pasalnya, hal tersebut terjadi di saat bersamaan dengan tren pelemahan indeks manufaktur (PMI), meningkatnya biaya produksi, dan perlambatan permintaan global.
Shinta mengamini dampak langsung tarif impor Trump tidak terlalu besar imbas porsi ekspoe Indonesia ke Negeri Paman Sam terbilanh kecil. Hanya sekitar 10 persen dsri total ekspor nasional dan kontribusi ke Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 21 persen.
Risiko penurunan permintaan, masuknya barang murah atau ilegal, serta tingginya biaya berusaha tetap menjadi tantangan nyata yang perlu diantisipasi bersama, tegasnya.