Jakarta Industri alat bantu angkat dan manufaktur terus menunjukkan peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi global. Sektor ini bukan hanya menjadi tulang punggung pembangunan infrastruktur, tetapi juga mencerminkan kemajuan teknologi dan efisiensi produksi di berbagai negara.
BACA JUGA:Buka Link maganghub.kemnaker.go.id, Berikut Cara Cek Kuota dan Daftar Magang Nasional 2025
BACA JUGA:Menperin Akui Kebijakan Menkeu Purbaya Bisa Kerek Manufaktur Nasional
BACA JUGA:Industri Pengolahan Sumbang 72,55% Ekspor Indonesia, Ini Komoditas Andalan
BACA JUGA:Menperin Bongkar Kunci Industri Manufaktur Indonesia Berdaya Saing Global
Di Indonesia, perkembangan industri manufaktur alat bantu angkat bergerak seiring meningkatnya kebutuhan proyek konstruksi, pertambangan, serta transportasi logistik.
Selama beberapa tahun terakhir, tren global menunjukkan adanya pergeseran menuju efisiensi energi dan digitalisasi sistem kerja. Produsen alat bantu angkat kini tak hanya menonjolkan kekuatan dan daya tahan mesin, tetapi juga kemampuan integrasi teknologi seperti sistem pemantauan jarak jauh dan otomasi.
Transformasi ini menjadi bagian dari upaya global untuk menekan biaya operasional serta meningkatkan keselamatan kerja di lapangan, kata Chairman PT Sumber Mega Jaya Junaidy Halim, Jumat (17/10/2025).
Meski demikian, tantangan yang dihadapi industri ini tidak ringan. Fluktuasi harga bahan baku, ketergantungan pada impor komponen, hingga kebutuhan tenaga kerja terampil menjadi persoalan yang perlu ditangani bersama. Pemerintah dan pelaku industri di Indonesia berupaya mendorong kolaborasi antara manufaktur lokal dan mitra internasional untuk menciptakan produk dengan standar global.
Salah satu momentum penting yang menegaskan arah tersebut terlihat pada gelaran Canton Fair ke-138 di Guangzhou, China, yang berlangsung pada 15–19 Oktober 2025. Pameran dagang terbesar di dunia ini menjadi ajang bagi berbagai brand global memperkenalkan produk unggulan dan menjalin kerja sama lintas negara.