Jakarta – Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Jumat membekukan pendanaan senilai USD 2,1 miliar (sekitar Rp 34,8 triliun) dari Departemen Perhubungan Amerika Serikat (DOT) untuk dua proyek peningkatan sistem transportasi di Chicago.
DOT dalam pernyataannya menuding dua pemimpin Demokrat di Kongres, Senator, Chuck Schumer dan Ketua DPR, Hakeem Jeffries, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penutupan pemerintahan federal. Departemen tersebut mengklaim bahwa kondisi shutdown akan memperlambat proses peninjauan terhadap proyek-proyek di Chicago guna memastikan tidak ada praktik “inkonstitusional” terkait ras atau gender dalam perekrutan pekerja konstruksi.
Dikutip dari CNBC, Senin (6/10/2025), pernyataan itu sejalan dengan narasi pemerintahan Trump yang menuding Demokrat menolak menyetujui anggaran sementara untuk membuka kembali pemerintahan karena mendesak pemberian manfaat kesehatan bagi “imigran ilegal.”
Partai Demokrat membantah tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai kebohongan yang bertujuan mengalihkan perhatian dari upaya mereka untuk mempertahankan subsidi Enhanced Affordable Care Act bagi lebih dari 20 juta warga Amerika.
Gubernur Illinois, JB Pritzker, mengecam keputusan tersebut melalui unggahan di platform X. “Saat aparat federal menciptakan kekacauan di Chicago, pemerintahan Trump justru menyandera pendanaan bipartisan,” tulisnya.
Menurutnya, langkah itu hanya demi keuntungan politik tetapi justru merugikan ekonomi serta warga yang mengandalkan transportasi umum untuk bekerja atau bersekolah. Wali Kota Chicago Brandon Johnson, sesama Demokrat, juga melontarkan kritik.
“Argentina dapat USD 20 miliar, tapi South Side tidak dapat apa pun. Di mana janji America First?” ujar Johnson, menyinggung dukungan kredit senilai USD 20 miliar pemerintahan Trump untuk pemulihan ekonomi Argentina dan kaitannya dengan salah satu proyek transportasi di wilayah South Side, Chicago.