Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai kenaikan harga kelapa di pasar global menjadi kabar baik bagi petani dalam negeri. Ia menyebut harga kelapa yang sebelumnya hanya sekitar R p1.350 kini melonjak hingga Rp 10.000 per butir.
Menurut Amran, lonjakan harga tersebut dipengaruhi meningkatnya permintaan dunia, terutama dari Malaysia dan China. Perubahan pola konsumsi, seperti penggunaan santan dan virgin coconut oil (VCO), turut mendorong naiknya nilai jual kelapa Indonesia.
“Sekarang ini berkah untuk petani Indonesia. Harga kelapa naik. Harga kelapa dunia naik. Malaysia butuh, China butuh. Dulu harganya Rp1.350, sekarang Rp4.000, Rp5.000, Rp6.000, bahkan ada Rp10.000,” ujar Amran, Selasa (19/8/2025).
Ia juga menegaskan bahwa produk turunan kelapa seperti VCO saat ini bernilai tinggi di pasar. Harga VCO bahkan bisa mencapai Rp145.000 per kilogram, sehingga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.
Amran menyebut, kenaikan harga tersebut telah membuat Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat hingga 150–160 persen. Karena itu, pemerintah berencana memperluas pengembangan komoditas kelapa melalui program pembibitan, peremajaan tanaman (replanting), serta peningkatan produktivitas.
“Kesejahteraan perkebun kelapa naik. NTO-nya naik. Hampir 150-160 persen. Ini menguntungkan. Sehingga langkah kita ke depan adalah mengembangkan kelapa,” kata Amran.
Ke depan, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi agar produk kelapa bernilai tambah bisa diekspor, terutama dalam bentuk santan dan VCO.