Jakarta – Harga emas merosot pada perdagangan Kamis, 6 Maret 2025. Kenaikan harga emas itu didorong meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan aksi ambil untung.
Sementara itu, perhatian pasar beralih ke data penggajian pada Jumat pekan ini untuk mendapatkan wawasan tentang langkah kebijakan moneter the Federal Reserve atau bank sentral AS.
Mengutip CNBC, Jumat (7/3/2025), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 2.915,83 per ounce setelah naik dalam tiga sesi terakhir. Harga emas berjangka AS stabil di USD 2.926,6.
Harga perak di pasar spot naik 0,2% menjadi USD 32,70 per ounce, palladium naik 0,4% menjadi USD 946,58, dan platinum stabil pada USD 965,76.
Kami hanya melihat tekanan aksi ambil untung dari kenaikan terakhir, fundamental yang mendasarinya masih bullish. Hal lain yang memberikan sedikit tekanan pada pasar emas adalah kenaikan imbal hasil obligasi, kata Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff seperti dikutip dari CNBC.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai tingkat tertinggi lebih dari satu minggu, mengurangi daya tarik emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Emas sebagai aset safe haven telah naik lebih dari 10% sejak awal tahun di tengah ketidakpastian geopolitik dan mencapai rekor tertinggi USD 2.956,15 pada 24 Februari.
AS menerapkan tarif 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada pada Selasa dan menambahkan bea lebih lanjut pada barang-barang Cina. Namun, pada Rabu, Gedung Putih mengkonfirmasi akan membebaskan produsen mobil dari tarif Kanada dan Meksiko selama sebulan, dengan syarat mematuhi aturan perdagangan bebas yang ada.
Semua mata tertuju pada laporan gaji non-pertanian AS yang akan dirilis pada Jumat, yang diperkirakan oleh ekonom-ekonom yang disurvei Reuters akan menunjukkan kenaikan 160.000 pekerjaan pada Februari.