Jakarta – Harga emas mencapai posisi puncak dalam satu minggu pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025. Kenaikan harga emas didorong ketegangan di Timur Tengah dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih dingin sehingga memicu taruhan baru pada pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip CNBC, Jumat (13/6/2025), harga emas spot naik 1,1% menjadi USD 3.387,99 per ounce. Harga emas berjangka AS menguat 2% menjadi USD 3.410,70.
Harga emas naik dalam dua hari berturut-turut karena meningkatnya risiko geopolitik. Jika harga emas menembus USD 3.400 lagi, rintangan kecil di USD 3.417 dan USD 3.431 masih ada, tetapi kemungkinan besar akan menembus level tertinggi baru sepanjang masa,” ujar Vice President and Senior Metals Strategist Zanier Metals, Peter Grant.
Presiden AS Donald Trump menuturkan, AS memindahkan personel dari Timur Tengah seiring “tempat itu dapat berbahaya”. Menteri Pertahanan Iran Azis Nasirzadeh mengatakan, jika Iran menjadi sasaran serangan, negara itu akan membalas dengan menyerang pangkalan-pangkalan AS di kawasan tersebut.
Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan harga produsen AS meningkat lebih rendah dari yang diharapkan pada Mei. Sementara itu, jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran tidak berubah pada tingkat yang lebih tinggi pekan lalu karena kondisi pasar tenaga kerja terus membaik.
Pelaku pasar melihat peluang 80% dari penurunan suku bunga the Fed pada September, dengan penurunan suku bunga kedua segera setelah Oktober, dibandingkan Desember seperti yang terlihat sebelum data.