Jakarta Harga emas mencapai rekor tertinggi pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) setelah Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome Powell menyuarakan keprihatinannya atas kondisi ekonomi AS.
Dikutip dari CNBC, Rabu (24/9/2025), harga emas dunia spot naik 0,9% menjadi USD 3.778,54 per ons. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 1% menjadi USD 3.811,30 per ons.
“Risiko jangka pendek terhadap inflasi cenderung naik dan risiko terhadap ketenagakerjaan cenderung turun — sebuah situasi yang menantang,” ujar Powell dalam acara Makan Siang Prospek Ekonomi 2025 Kamar Dagang Greater Providence.
“Risiko dua sisi berarti tidak ada jalan bebas risiko, lanjut dia.
Harga Emas Memburu Rekor Baru
Sebelumnya, harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi baru, mencapai USD 3.747 pada perdagangan Senin (22/9/2025). Tren positif ini berlanjut pada awal sesi Asia Selasa pagi, di mana harga emas bahkan diperdagangkan di atas USD 3.750, menguat lebih dari 1,60% seiring dengan melemahnya Dolar AS.
Momentum bullish yang kuat ini menunjukkan bahwa peluang kenaikan harga emas masih sangat terbuka, didukung oleh prospek kebijakan moneter The Fed yang dovish dan meningkatnya permintaan aset safe-haven.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mengonfirmasi bahwa tren bullish harga emas dunia jadi kuat.
“Jika tekanan bullish berlanjut, emas berpotensi naik hingga ke USD 3.775 dalam jangka pendek,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).
Namun, ia juga mengingatkan agar tetap waspada terhadap potensi koreksi.
“Jika harga gagal mempertahankan kenaikan dan terkoreksi, level USD 3.712 menjadi area penurunan terdekat yang harus diwaspadai,” tambahnya.