Jakarta Tak banyak yang terpikir menjadikan daster pakaian rumahan yang identik dengan kesederhanaan sebagai karya fesyen bernilai tinggi. Tapi bagi Findy Oktavian, daster justru jadi simbol kekuatan, keanggunan, sekaligus pemberdayaan perempuan.
Lewat brand lokal Findmeera Dailywear, Findy mengubah stigma lama tentang daster dan membawanya ke panggung lebih besar. Upayanya pun membuahkan hasil: Findy berhasil meraih Piala Anugerah Perempuan Hebat 2025 kategori UMKM, penghargaan yang dipersembahkan oleh www.wmhg.org.
BACA JUGA:BRI Terima Anugerah Liputan6, Siap Lanjutkan Kontribusi Positif untuk Masyarakat
BACA JUGA:Berdayakan Perempuan Prasejahtera dan Dorong UMKM Naik Kelas, PNM Raih Dua Penghargaan Anugerah Liputan6 2025
Stigmanya, daster Indonesia kan kualitasnya jelek, gampang robek. Pokoknya, dianggapnya sebelah mata. Maksudnya, di industri fesyen sendiri selalu dianggap sebelah mata, ujarnya lagi.
Berangkat dari kondisi tersebut, lewat jenama yang dirintisnya bersama suami sejak tiga tahun lalu, ia bertekad membawa daster ke \’next level\’. Ia mulai dengan serius mendesain daster. Material yang dipilih juga dibuat secara custom bekerja sama dengan Asian Pacific Rayon (APR).
Itu rayon terbaik yang Indonesia punya, terus sudah sertifikasi OEKO-TEX juga yang berarti aman buat terkena kulit bayi sama kulit sensitif. Kita juga ada anti-susut dan anti-luntur, tutur Findy.
Bersiap Go Global, Malaysia Jadi Tujuan Pertama
Meski brand lokal Findmeera Dailywear masih berusia muda, mimpi Findy sudah melampaui batas domestik. Para perajin diberi ruang berkreasi, mulai dari desain hingga pewarnaan kain. Hasilnya, lahirlah daster dengan sentuhan wastra Indonesia seperti batik dan tenun ikat, namun tampil lebih modern dan elegan layak dipakai di rumah maupun di luar. Ia tengah menyiapkan langkah ekspor ke Malaysia sebagai pasar internasional pertama.
“Bulan ini kami mulai kerja sama dengan salah satu retail di Malaysia. Permintaan daster di sana tinggi, dan ini bisa jadi peluang bagi perajin kami untuk terus produksi,” ujarnya.
Saat ini, kapasitas produksinya bisa mencapai 5.000 hingga 8.000 potong per pesanan. Harga dasternya dibanderol mulai Rp180 ribuan, dipasarkan secara daring.
Ekspor juga menjadi langkah strategis untuk menghadapi penurunan daya beli di dalam negeri. “Sekarang masyarakat lebih selektif, banyak yang memilih murah tanpa lihat kualitas. Tapi kami ingin ubah mindset itu,” ujar Findy.
Tak berhenti di sisi produk, Findy membawa misinya lebih jauh memberdayakan para perajin perempuan di sekitar Banten dan Jawa Tengah.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5375208/original/091497200_1759914708-IMG_7601.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5219803/original/024455100_1747230381-amman_mineral.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5380902/original/030904800_1760438135-men1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5368321/original/016716900_1759373110-WhatsApp_Image_2025-10-02_at_09.36.17.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394979/original/000044200_1761647816-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_10.27.38_6d2a9708.jpg)



