Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiaga dalam menghadapi dampak rambatan dari ketidakpastian ekonomi global. Lantaran, ekonomi dan pasar keuangan global tengah dihadapkan dengan perang dagang.
Kewaspadaan itu merupakan hasil dari rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Hasilnya, Sri Mulyani sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan ekonomi global. Termasuk memperkuat kebijakan untuk menjaga ekonomi Tanah Air.
Rapat menyepakati untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat koordinasi dan kebijakan dari lembaga-lembaga anggota KSSK di dalam upaya untuk memitigasi potensi dampak rambatan faktor risiko global dan sekaligus meningkatkan upaya untuk memperkuat perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri, kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, Kamis (24/4/2025).
Dia menjelaskan, secara umum stabilitas keuangan nasional di triwulan I-2025 dalam kondisi terjaga. Meski, pada aspek global, terjadi ketidakpastian ekonomi imbas penetapan tarif impor dari pemerintah Amerika Serikat.
Kebijakan tersebut telah menimbulkan perang tarif dan diperkirakan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, baik perekonomian Amerika Serikat sendiri, perekonomian Tiongkok yang dianggap sebagai dalam hal ini berhadapan dengan Amerika, dan perekonkmian secara global, urainya.
Tindakan itu memicu ketidakpastian pasar keuangan global dan ketidakpastian didalam tata kelola perdagangan dan investasi antar negara. Bendahara Negara ini bilang, turut mempengaruhi sikap investor yang cenderung menghindari risiko.
Kebijakan dan ketidakpastian tersebut telah mendorong perilaku risk avoidabce atau penghindaran risiko dari para pelaku usaha termasuk pemilik modal serta menyebabkan penurunan dari yield US Treasury dan pelemahan indeks mata uang dolar Amerika Serikat, tuturnya.