Jakarta – Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, mengungkapkan bahwa kebijakan pemblokiran rekening dormant berdampak besar terhadap penurunan aktivitas perjudian online (judol).
Dia menuturkan, sejak kebijakan itu diterapkan, total nilai deposit yang terkait judol langsung merosot tajam. Dari sebelumnya mencapai lebih dari Rp5 triliun, nilai deposit kini hanya tersisa sekitar Rp1 triliun.
Ketika dormant kita bekukan, deposit judol langsung nyungsep sampai minus 70% lebih, dari Rp 5 triliun lebih menjadi hanya Rp 1 triliunan lebih, kata Ivan dikutip dari pernyataannya, Kamis (31/7/2025).
Berdasarkan data PPATK semester I-2025, nilai deposit sempat naik dari Rp2,96 triliun pada Januari menjadi Rp3,05 triliun di Februari. Namun, angka tersebut turun menjadi Rp2,59 triliun pada Maret.
Lonjakan drastis baru terjadi pada April, ketika total deposit melesat ke Rp5,08 triliun menjadi level tertinggi dalam enam bulan pertama tahun ini.
Sayangnya, momentum itu tidak bertahan lama. Pada Mei, nilai deposit langsung jatuh ke Rp2,29 triliun, dan kembali anjlok menjadi Rp1,5 triliun di Juni.
Penurunan ini terjadi setelah PPATK resmi menghentikan penggunaan rekening dormant pada 16 Mei 2025. Kebijakan ini dinilai efektif dalam menekan perputaran uang dari aktivitas perjudian ilegal.