Jakarta – Pemerintah terus memperkuat transformasi digital di sektor pelayanan publik dengan membekali Aparatur Sipil Negara (ASN) keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tujuannya: menciptakan birokrasi yang lebih adaptif, responsif, dan relevan dengan tuntutan era digital.
Upaya ini dijalankan melalui berbagai program pelatihan, kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, serta pemanfaatan platform digital. ASN diharapkan mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses kerja mereka, meningkatkan kualitas layanan publik, dan menjadi agen perubahan di ruang digital.
Hal tersebut tercermin dalam program pelatihan bertajuk “Gen Matic (Generasi Melek Teknologi) ASN × TikTok Shop by Tokopedia” yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Rabu (30/07). Program ini diikuti lebih dari 170 ASN muda dari 10 kementerian dan lembaga.
“Saya senang melihat ASN muda hadir dan memanfaatkan ruang Kemenko Perekonomian untuk pelatihan digital. Generasi ini berbeda, penuh semangat, dan siap menjadi pelaku utama transformasi digital Pemerintah,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).
Ekonomi Digital Jadi Pilar Pertumbuhan
Menko Airlangga juga menekankan bahwa transformasi digital tidak hanya penting untuk birokrasi, tapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor digital diperkirakan akan menyumbang sekitar 8% terhadap PDB, dan ditargetkan naik menjadi 9–10% pada tahun ini, dengan e-commerce sebagai kontributor utama sebesar 72% dari total ekonomi digital.
“Indonesia adalah pasar digital terbesar di ASEAN, dengan potensi ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai USD 600 miliar pada tahun 2030,” tambahnya.
Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal ketersediaan talenta digital. Saat ini, pekerja profesional di bidang TIK baru mencapai 0,8% dari total angkatan kerja, jauh dari kebutuhan ideal untuk mendukung ekspansi ekonomi digital.