Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa tarif timbal balik yang akan diterapkan terhadap lebih dari 180 negara dan wilayah, termasuk anggota Uni Eropa.Â
Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi perdagangan baru pemerintahannya yang bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan menanggapi kebijakan dagang negara lain yang dianggap merugikan.
Trump dan tim Gedung Putih membagikan sejumlah bagan di media sosial yang menunjukkan tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap produk AS. Dalam bagan tersebut, terdapat informasi mengenai tarif yang dikenakan masing-masing negara terhadap AS serta tarif baru yang akan diberlakukan oleh AS sebagai respons.
Menurut data yang dirilis, tarif baru yang diterapkan AS terhadap negara-negara ini umumnya sekitar setengah dari tarif yang diklaim pemerintahan Trump telah dikenakan terhadap AS oleh negara-negara tersebut.Â
Namun, Trump menegaskan bahwa angka tersebut tidak hanya mencakup tarif impor saja, melainkan juga hambatan perdagangan nonmoneter serta kebijakan yang dianggap sebagai bentuk manipulasi ekonomi.
Kami akan mengenakan tarif sekitar setengah dari yang mereka kenakan kepada kami, ujar Trump dalam pengumuman yang disampaikan di Rose Garden, Gedung Putih, dikutip dari CNBC, Kamis (3/4/2025).
Ia menambahkan kebijakan ini bukanlah bentuk balasan tarif secara penuh, tetapi tetap memberikan perlindungan bagi industri dalam negeri AS.
Dalam kasus Tiongkok, Gedung Putih mengonfirmasi tarif baru ini akan ditambahkan ke tarif yang sudah ada, sehingga total tarif terhadap Beijing akan mencapai 54%.Â
Sebelumnya, Trump juga telah mengusulkan tarif dasar sebesar 10% yang akan berlaku secara umum, tetapi bagi banyak negara, tarif yang dikenakan bisa jauh lebih tinggi dari angka tersebut.
Dengan kebijakan ini, Trump ingin menunjukkan bahwa AS tidak akan lagi diam terhadap praktik perdagangan yang dianggap tidak adil. Namun, kebijakan ini juga memunculkan kekhawatiran bahwa perang dagang bisa semakin meningkat dan berdampak pada perekonomian global.